THE DESTINY : Our Live Begin

Image

 Cast          : Kyuhyun x Sooyoung

Rated       : T

Genre      : Romance

Disclaimer : Kyuhyun, Sooyoung and all cast in here belong to their self. I’m just own the story.

Warning  : Sekuel!! FF ini adalah Sekuel dari The Destiny, saya sarankan bagi yang belum membacanya lebih baik baca The Destiny terlebih dahulu. Dan ff ini panjang, 6600-ish words.

Dan fanfic ini saya persembahkan untuk para Knight yang kemarin minta sekuel The Destiny, and here i came~ enjoy reading… ^^

 

 

Matahari sudah sejak tadi tenggelam meninggalkan singgasananya. Bergantikan dengan bulan dan ribuan bintang yang bertebaran mengelilingi langit hitam. Suara deburan ombak bagaikan sebuah melodi yang mengalun indah ditelinga namja itu. Kakinya terus melangkah di sepanjang sisi pantai. Dibiarkannya air laut menyapa kakinya sesekali. Sementara matanya terus tertuju kepada yeoja yang berjalan didepannya.

“Kau menyukainya?” bisik namja itu di telinga sang yeoja.

Yeoja itu membalikkan badannya menghadap sang namja. “Hmm… gomawo Kyu, sudah membawaku kesini.”

Namja yang bernama Kyuhyun itu tersenyum memandang wajah yeoja dihadapannya. Dapat melihat yeoja itu lagi adalah kebahagiaan untuknya. Dapat berjalan bersama di sisi yeoja itu adalah keberuntungan untuknya. Dan dapat melihat senyum diwajah yeoja itu adalah sebuah anugerah tak terhingga baginya.

Kyuhyun menggenggam kedua tangan yeoja dihadapannya. Jari-jari mereka saling bertautan. Kyuhyun mendekatkan jarak diantara mereka. Matanya menatap dalam mata yeoja itu. Tidak ada yang berbicara, hanya suara deburan ombak yang mengisi keheningan yang tercipta. Hening yang menyenangkan dan menenangkan.

Perlahan Kyuhyun semakin mengeliminasi jarak diantara mereka. Sang yeoja menutup matanya kala bibir Kyuhyun mengecup lembut dahinya.

Saranghae Sooyoung-ah.”

Sooyoung membuka matanya ketika mendengar kalimat itu terucap dari seorang namja dihadapannya. Mata mereka saling bertemu. Saling menatap dengan sinar  kasih yang terpancar jelas dari sorot mata keduanya. Sooyoung tersenyum. Tidak ada kata. Hanya mata yang saling berbicara. Mengatakan dengan penuh kejujuran apa yang tengah dirasakannya. Dan Kyuhyun dapat membaca kedua mata yang balas menatapnya itu.

Perlahan, dengan sangat perlahan Kyuhyun menundukkan wajahnya. Sooyoung dapat merasakan hembusan napas Kyuhyun diwajahnya. Perlahan ia pun menutup matanya saat bibir Kyuhyun menemukan bibirnya. Keduanya tenggelam dalam rasa yang telah tercipta. Sooyoung membiarkan Kyuhyun mengecup lembut bibirnya. Menyesap segala rasa yang ada. Menikmati indahnya malam bersama deburan ombak, lembutnya pasir pantai, indahnya taburan bintang dilangit dan dengan seseorang yang mereka kasihi.

Nado Saranghae Kyu.”

 

*** 

 

Wajah namja yang bernama itu terlihat sangat tegang. Saat ini dia sedang berada di sebuah cafe. Suasana tenang dan sepi di dalam cafe saat ini sepertinya berbanding terbalik dengan suasana hati namja itu. Hatinya tengah gelisah saat ini. Dihadapannya tengah meneguk secangkir teh terlihat namja separuh baya yang terlihat sedang berpikir.

“Apa kau serius dengan ucapanmu barusan?” tanya pria paruh baya itu seusai menyesap tehnya. Pandangan matanya menatap intens mata pemuda di hadapannya. Menelusuri keseriusan pemuda itu.

“Nde, abbonim, aku serius,” ucap Kyuhyun mantap menatap balik mata pria paruh baya dihadapannya. Ya. Dia serius kali ini.

Pria paruh baya itu tersenyum melihat keseriusan pemuda dihadapannya. Belum pernah ia melihat pemuda ini sangat serius dengan kata-katanya sebelumnya.

“Apa kau yakin bisa membahagiakan putriku?”

Pemuda itu tersenyum, “Aku akan berusaha semampuku untuk membuatnya bahagia. Akan aku berikan segalanya untuknya.”

“Aku percaya padamu. Pergilah. Aku percayakan kebahagiaan putriku padamu. Jangan sia-siakan kesempatan keduamu ini, Kyu,” ucap pria paruh baya itu. Matanya terus menatap mata mata pemuda dihadapannya.

Kyuhyun ― nama pemuda itu ― tidak dapat menutupi kebahagian yang terlihat di wajahnya saat ini. Sungguh dia sangat senang sekarang. Seluruh beban yang menghinggapinya sejak beberapa hari yang lalu seolah terbang terbawa angin. Digantikan oleh sukacita yang tak terhingga.

Kesungguhannya membawakan hasil yang sungguh memuaskan. Jawaban inilah yang ditunggunya sedari dulu. Restu inilah yang begitu ingin diraihnya. Senyum dibibirnya bahkan tidak juga memudar.

Kamsahamnida abbonim. Jeongmal kamsahamnida,” ucap Kyuhyun sembari membungkukkan sedikit badannya.

“Hmm… pergilah. Jemputlah tunanganmu sekarang. Aku rasa dia sudah menunggumu.”

“Ahh… arraseo, kalau begitu saya pamit dulu abbonim,” Kyuhyun meninggalkan tempat duduknya sesaat setelah pria paruh baya dihadapannya menganggukkan kepalanya.

Pria paruh baya yang tidak lain adalah Mr.Choi yang adalah ayah kandung dari Sooyoung tersenyum sendiri melihat tingkah Kyuhyun sesaat setelah namja itu menghilang dibalik pintu cafe. Ini mungkin bukanlah lamaran resmi yang biasanya dilakukan oleh seorang pria yang ingin meminang kekasih hatinya, namun melihat keseriusan namja itu dengan mengajaknya berbicara empat mata terlebih dahulu jelas menegaskan betapa namja itu tidak main-main. Yaah, setidaknya tuan Choi bisa sedikit tenang menyerahkan putri bungsu tersayangnya keorang yang tepat.

Tuan Choi jelas tidak salah. Cho Kyuhyun memang sangat mencintai Choi Sooyoung. Tidak terasa sudah enam bulan berlalu sejak ia meminta Sooyoung menggantikan Seohyun menjadi sekretaris Kyuhyun sementara waktu. Ia ingin Kyuhyun dan Sooyoung kembali dekat seperti dulu. Ia juga tidak ingin melihat putri tersayangnya terus menerus membohongi perasaannya sendiri.

Tuan Choi dapat melihat bagaimana sorot mata seorang Kyuhyun saat menatap Sooyoung ketika mereka pertama kali bertemu beberapa waktu yang lalu setelah tiga tahun keduanya berpisah. Berpisah dalam arti yang sebenarnya. Mereka benar-benar tidak pernah bertemu sekalipun dalam tiga tahun itu. Sorot mata itu jelas menunjukkan kerinduan yang begitu dalam, penyesalan yang tanpa akhir dan juga menunjukkan cinta yang begitu besar dan nyata.

Sorot mata itulah yang pada akhirnya tidak membuatnya terkejut saat Kyuhyun menolak perjodohannya dengan Soojin ― putri sulungnya― Ya, dia tidak heran ataupun terkejut, karena sorot mata Kyuhyun mengatakan dengan jelas siapa wanita yang begitu dicintainya.

 

*** 

 

Kyuhyun melangkahkan kakinya dengan cepat sesaat setelah dia memarkirkan mobilnya di basement perusahaan tempat Sooyoung bekerja. Waktu sudah menunjukkan pukul lima lewat lima belas menit.  Dia sudah terlambat lima belas menit dari waktu yang mereka sepakati.

Namja berambut ikal itu masuk kedalam lobby gedung berlantai lima belas itu. Pandangannya menyusuri area lobby, mencari sang pujaan hati. Senyum yang terus terkembang di bibirnya semenjak keluar dari cafe beberapa menit yang lalu kini sedikit memudar ketika pandangannya mendapati yeojanya saat ini tengah berbincang dengan seorang namja lain, bahkan mereka terlihat tertawa, entah apa yang mereka tertawakan.

Oh bisakah Kyuhyun menyebutnya dengan yeojanya? Menikah saja mereka belum.

Kyuhyun semakin cepat melangkahkan kakinya. Di hampirinya Sooyoung yang tengah duduk dengan seorang namja tampan disalah satu sofa yang berada di sisi lobby.

Kyuhyun berdehem sesaat, menginterupsi pembicaraan keduanya yang sepertinya juga tidak menyadari kehadiran Kyuhyun di samping mereka.

“Kyu? Kau sudah datang? Aku tidak melihatmu masuk tadi,” tanya Sooyoung heran saat melihat Kyuhyun yang sudah berada disampingnya.

Tentu saja kau tidak melihatnya, kau terlalu sibuk tertawa dengan namja aneh ini . Tentu saja itu tidak diucapkan Kyuhyun dari mulutnya, tapi ia utarakan dari hatinya yang terdalam.

Mati-matian Kyuhyun berusaha menutupi kekesalannya, namun pandangan matanya jelas-jelas menunjukkan ketidaksukaan yang amat sangat kepada namja yang berada disamping Sooyoung.

“Aku baru sampai. Ayo kita berangkat sekarang,” tanpa mendengar dahulu jawaban dari Sooyoung, Kyuhyun sudah menarik tangan yeoja itu, membawanya sejauh mungkin dari namja aneh itu. Kyuhyun tidak menyukai bagaimana cara namja itu memandang Sooyoung.

“Kenapa kau bersikap seperti itu?” tanya Sooyoung saat mereka sudah berada didalam mobil.

“Kyu!”

“Hmm,” Hmm jelas bukanlah jawaban yang diinginkan Sooyoung atas sikap namja disampingnya ini beberapa saat yang lalu.

Namun tanpa memperdulikan yeoja yang tengah kesal disampingnya, Kyuhyun cuek saja melajukan mobilnya, meninggalkan tempat dimana Sooyoung telah bekerja tiga bulan terakhir ini.

“Aku tidak suka dengan sikapmu tadi. Kau menyeretku begitu saja, bahkan kau tidak memberikanku waktu untuk berpamitan dengan Changmin oppa.”

Kyuhyun mendengus ketika Sooyoung menyebut nama pria itu.

Jadi namanya Changmin. Cih peduli apa aku dengannya. Bahkan kau menyebutnya dengan embel-embel oppa. Membuat telingaku gatal saja.

Sooyoung semakin kesal dibuatnya. “Kau itu kenapa sih?”

“Aku tidak suka kau dekat-dekat dengan namja aneh itu.”

Sooyoung mengernyitkan keningnya mendengar penuturan Kyuhyun. Namja aneh? “Dia tidak aneh, Kyu. Kau yang aneh. Ada apa denganmu hari ini, eoh?”

“Sooyoung-ah, kau tahu kan kalau kau itu tunanganku?” Sooyoung tidak menjawab pertanyaan Kyuhyun, tapi yeoja itu masih menatap Kyuhyun yang tengah mengemudikan mobilnya. “Aku tidak suka melihatmu dekat-dekat dengan namja lain. Apalagi tertawa-tawa seperti tadi dengan namja lain seperti tadi.”

“Kenapa begitu? Sebelumnya kau tidak pernah protes aku dekat dengan namja manapun. Aku juga sering tertawa-tawa seperti tadi dengan Hyuk oppa, tapi kau tidak melarangku. Lalu kenapa sekarang berbeda?”

Kyuhyun menghela napasnya. Mencoba bersabar. Apa yeoja ini benar-benar tidak mengerti, eoh? Apa dia tidak menyadari tatapan yang diberikan oleh namja yang bernama Changmin itu berbeda dari namja-namja yang selama ini ada disekitarnya?

“Kalau aku bilang aku tidak suka ya tidak suka. Sudah, lebih baik kau jauhi saja namja aneh itu.”

Sooyoung menahan tawanya melihat Kyuhyun saat ini.

“Kau menertawakanku?” tanya Kyuhyun kesal mendapati yeojachingunya yang tengah menahan tawanya itu.

Ani. Kyu, apa kau sedang cemburu, eoh?” tanya Sooyoung dengan jahilnya. Dan ketika dirinya mendapati Kyuhyun yang seketika salah tingkah malah membuat tawanya meledak saat itu juga.

“Ya! Kenapa kau menertawakanku? Aku tidak cemburu!”

“Ah… benarkah? Kalau cemburu juga tidak apa, Kyu,” goda Sooyoung lagi, yeoja itu masih saja terkikik geli ketika melihat Kyuhyun malah mendengus dan melempar pandangannya ke arah lain.

“Aigoo… kenapa mukamu memerah, Kyu? Hahahahaa.”

Dan entah sejak kapan, Kyuhyun tidak pernah bisa mengelak atupun membalas perkataan yeojachingunya itu jika itu adalah sebuah kenyataan yang sebenarnya.

“Tapi aku tetap tidak suka caramu menyeretku seperi tadi itu,” ucap Sooyoung lagi setelah tawanya reda.

“Aku tidak menyeretmu,” elak Kyuhyun. Dalam pengertian Kyuhyun jelas dia tidak ‘menyeret’ Sooyoung. Dia hanya menggandeng Sooyoung, yah, walaupun dengan sedikit pemaksaan.

Sooyoung mendengus, “Apa namanya yang tadi itu jika tidak menyeret? Kau membuat pergelangan tanganku sakit.”

Kyuhyun memalingkan wajahnya menatap yeoja disampingnya, wajahnya sarat akan kekhawatiran. “Aku menyakitimu? Mianhae.”

“Hmm… tapi kau juga harus meminta maaf pada Changmin oppa atas sikapmu tadi itu. Bagaimanapun juga dia orang yang sangat baik, Kyu. Dia yang membantuku beradaptasi dengan lingkungan kerjaku yang baru.”

Ani. Aku tidak akan meminta maaf padanya. Untuk apa meminta maaf? Cih.”

“Ya! Cho Kyuhyun!”

Wae? Kau itu kan tunanganku, kenapa malah lebih membela namja aneh itu?”

Sooyoung mendengus. Entah Kyuhyun salah minum obat atau terkena kutukan apa hari ini. Sikapnya benar-benar kekanak-kanakkan.

“Dan aku tidak suka melihatmu dekat-dekat dengannya. Jauhi dia,” Sooyoung hanya memutar bola matanya mendengar penuturan Kyuhyun itu.

 

***

Mobil yang dikendarai Kyuhyun berhenti disebuah gereja. Kyuhyun mematikan mesin mobilnya dan beranjak keluar. Melihat Kyuhyun yang keluar begitu saja membuat Sooyoung juga ikut keluar dari mobil. Dihampirinya Kyuhyun yang tengah memejamkan matanya menghirup udara segar disekitar mereka.

Gereja itu terletak dipinggir kota Seoul. Jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Disisi-sisi jalan setapaknya terdapat banyak pohon rindang yang membuat suasana sangat sejuk. Sooyoung menengadahkan kepalanya melihat bias-bias sinar matahari senja yang menembus rimbunnya pohon-pohon disekitar mereka. Sungguh suasana yang sangat menenangkan.

Perlahan kedua mata gadis itu menutup. Sama seperti Kyuhyun, Sooyoung juga sangat menikmati suasana sore yang sangat menyenangkan ini. Menghirup udara segar disekitarnya dan menikmati kedamaian yang diterimanya dari suasana ini.

“Dulu, di gereja ini appa-ku melamar eomma,” Sooyoung membuka matanya dan menoleh kearah Kyuhyun saat Kyuhyun mulai berbicara. Ia tidak menyelanya. Sooyoung memilih untuk mendengarkan, kendati tidak dipungkirinya, bahwa ia juga penasaran kenapa dan untuk apa Kyuhyun membawanya ke tempat ini. Tempat yang sangat indah menurut Sooyoung.

Kyuhyun menatap wajah yeoja yang begitu dicintainya itu. “Tempat ini sangat indah, bukan?”

Sooyoung tersenyum menanggapinya. Disandarkannya kepalanya dipundak Kyuhyun. Sementara tangan Kyuhyun melingkar di pinggang Sooyoung. Lama mereka dalam posisi seperti itu. Menikmati senja yang begitu indah dan penuh kedamaian. Jauh dari bising dan keramaian.

“Aku tidak tahu ada tempat seperti ini di pinggir kota Seoul,” kata Sooyoung memecah kesunyian diantara mereka. Tangannya bermain-main dengan jari-jari Kyuhyun yang masih melingkar dipinggang rampingnya.

“Aku pun tidak tahu, jika appa tidak memberitahuku,” jawab Kyuhyun sembari mengecup puncak kepala Sooyoung. “Mau ke dalam?”

Sooyoung mengangguk. Senyumnya terus terkembang saat Kyuhyun menggenggam tangannya melewati pekarangan gereja yang dipenuhi pohon-pohon cemara pendek dan pohon-pohon palem.

Kyuhyun membuka pintu gereja yang tertutup itu. Tidak terkunci. Ya, tidak terkunci. Karena gereja memang akan selalu terbuka untuk siapa saja yang ingin masuk kedalamnya, bukan? Untuk berdoa, menenangkan pikiran, mendapatkan kedamaian, ataupun hanya sekedar duduk dan merenung.

Saat ini sedang tidak ada misa ataupun kegiatan keagamaan apapun. Hanya terlihat beberapa kumpulan anak-anak kecil dan dua orang dewasa yang tengah berlatih paduan suara di salah satu pojok bangunan itu.

Sooyoung mengedarkan matanya menelusuri bangunan gereja itu. Gereja itu tidak terlalu besar, namun sangat artistik. Gereja itu bergaya neo gotic. Khas gereja-gereja eropa beberapa abad yang lalu dengan langit-langit yang tinggi juga dinding-dinding yang penuh dengan pahatan yang mempesona. Gambaran itu seolah menjelaskan jika gereja itu sudah lama berdiri kokoh disana.

Pandangan Sooyoung beralih kearah anak-anak kecil yang sedang bernyanyi dipandu oleh dua orang dewasa. Yang satu duduk di depan piano tua sambil menekan-nekan tuts pianonya sementara yang satu lagi membimbing anak-anak kecil itu bernyanyi sesuai irama dan not yang tepat.

“Ini sangat indah Kyu,” Sooyoung benar-benar terkagum-kagum melihat semua yang ada didalam sana. Ini seratus kali lebih indah dari pemandangan depan gereja yang mereka nikmati tadi. Suasana tentram dan penuh kedamaian sungguh kentara disana. Dan sayup-sayup suara anak-anak kecil yang bernyanyi dengan iringan piano itu menambah ketentraman disana.

“Kemarilah, duduk disini,” Kyuhyun menggandeng tangan Sooyoung, membimbingnya untuk duduk disalah satu deretan kursi terdepan di gereja itu.

“Kenapa kau mengajakku kemari?” Sooyoung tak kuasa untuk tidak bertanya kepada Kyuhyun, karena sampai saat ini namja itu masih diam saja tanpa memberinya penjelasan mengapa dirinya diajak ke tempat ini.

Kyuhyun tidak menjawab. Ia masih diam. Suasana yang begitu tenang dan damai membuatnya memejamkan mata sesaat. Menikmati nyanyian dari para anak-anak kecil itu. Sooyoung tidak protes melihatnya, yeoja itu justru memperhatikan wajah Kyuhyun. Wajah yang penuh dengan kedamaian.

Bunyi lonceng yang terdengar dari menara gereja itu membuat Kyuhyun membuka matanya. Dari wajahnya terlihat ia sedang berpikir tentang sesuatu. Sooyoung melihatnya menghela napas, entah kenapa tiba-tiba Kyuhyun terlihat sedikit gugup.

“Sooyoung-ah, menikahlah denganku,” Sooyoung terperanjat mendengar penuturan Kyuhyun. Ia menatap Kyuhyun yang saat itu juga tengah menatapnya. Sesaat Sooyoung tidak dapat berkata apa-apa dibuatnya.

Awalnya Sooyoung mengira Kyuhyun hanya bercanda, namun saat dirinya menatap dua manik mata dihadapannya itu, Sooyoung dapat melihat dengan jelas kesungguhan dan keseriusan Kyuhyun. Namja itu benar-benar serius dengan ucapannya.

Kyuhyun tidak bertanya kepada Sooyoung apakah dirinya ingin menikah dengannya atau tidak, tapi namja itu memintanya. Mengajaknya untuk menjadi pendamping hidupnya.

“Kyu, kau…” Sooyoung benar-benar tidak tahu harus berkata apa lagi sekarang. Suara nyanyian dari para anak-anak kecil itu saat ini terdengar seperti nyanyian para malaikat ditelinga Kyuhyun dan Sooyoung. Menambah syahdu suasana yang tercipta diantara keduanya.

“Kau mau ‘kan menikah denganku?” Kyuhyun bertanya kali ini, jemarinya mengenggam jemari Sooyoung, berusaha menunjukkan keseriusannya. Dirinya cukup was-was melihat Sooyoung yang tidak menjawab apapun. Tentu Sooyoung juga bingung harus menjawab apa, karena Kyuhyun tidak memberinya pertanyaan melainkan pernyataan.

Sooyoung masih bungkam. Yeoja itu benar-benar kaget. Tidak ia sangka Kyuhyun akan melamarnya secepat ini. Baru tiga bulan lalu mereka bertunangan dan sekarang Kyuhyun sudah ingin menaiki satu jenjang lagi kisah cinta ke tahap yang lebih serius . Dan Kyuhyun melamarnya di tempat seindah dan seagung ini.

Detik-detik yang berlalu sungguh merupakan siksaan batin bagi Kyuhyun. Dirinya benar-benar gugup dan takut sekarang. Sampai beberapa menit yang lalu namja itu cukup percaya diri jika lamarannya akan diterima sang yeoja. Apalagi restu dari kedua orangtuanya dan orangtua Sooyoung juga sudah dikantonginya. Namun melihat Sooyoung yang bungkam seperti sekarang ini mau tidak mau membuat nyalinya ciut seketika.

Sooyoung tersenyum saat dirinya sudah bisa menguasai keterkejutannya. “Kau tidak sedang bercanda kan, Kyu?”

“Apa saat ini wajahku terlihat sedang bercanda Sooyoung-ah?”

Sooyoung tersenyum. Tidak. Ia tidak melihat Kyuhyun tengah bercanda padanya. Wajahnya menunjukkan keseriusan yang sangat jarang diperlihatkannya. Dan sedikit kegugupan yang dapat dilihat oleh Sooyoung dari wajah namjachingunya.

Sooyoung memeluk Kyuhyun, mengalungkan kedua lengannya di leher Kyuhyun. Tindakannya yang tiba-tiba itu membuat Kyuhyun cukup terkejut.

“Tentu. Tentu saja aku mau menikah denganmu, Kyu. Aku mau,” jawab Sooyoung dalam pelukan Kyuhyun. Kini Kyuhyun ikut tersenyum, perasaan lega dan bahagia memenuhi relung hatinya. Kyuhyun balas memeluk Sooyoung, mengusap rambut panjang Sooyoung dengan penuh sayang. Mereka tidak menyadari jika saat ini anak-anak kecil yang bernyanyi itu tengah bernyanyi untuk mereka. Ikut larut dalam kebahagiaan sepasang sejoli itu. Senyum tulus dan polos anak-anak kecil itu ikut tercipta melihat keduanya dalam pelukan yang hangat.

 

 

 *** 

 

Eomma, Appa, Unnie, Kyuhyun melamarku!” Sooyoung berteriak kegirangan sesaat setelah mobil Kyuhyun melaju meninggalkan rumahnya. Yeoja itu berlari menghampiri ayah, ibu, dan kakaknya yang tengah berkumpul di ruang keluarga.

Eomma!!!yeoja itu menghambur kedalam pelukan ibunya. Senyumnya tidak lepas sekalipun membingkai wajah cantiknya. Senyum yang kini ikut menular kesemua orang yang ada disekitarnya.

“Chukkae nae dongsaeng,” Soojin ikut berbahagia atas kebahagian dongsaeng tersayangnya.

“Yah! Kenapa kalian tidak terkejut?” tanya Sooyoung heran. Ya, memang tidak ada sorak ataupun keterkejutan yang dilihat oleh Sooyoung dari keluarganya itu.

“Kenapa kami harus terkejut? Kyuhyun sudah mengutarakan niatnya untuk melamarmu terlebih dahulu dengan kami.”

Mwo? Aiish, jadi kalian sudah tahu?”

Nyonya Choi membelai punggung putri bungsunya yang tengah kesal itu. Putri bungsunya kini sudah tumbuh menjadi seorang gadis dewasa. Gadis nan cantik dengan segala keceriaan yang dimilikinya.

“Kyuhyun ingin mendapatkan restu dari kami dulu sebelum dia melamarmu secara langsung,”  nyonya Choi menjelaskan maksud Kyuhyun yang sebenarnya sebelum putri bungsunya ini nanti melampiaskan kekesalannya kepada namjachingunya.

Sooyoung menatap ibunya, “benarkah?”

Nyonya Choi mengangguk sembari membelai rambut putrinya.

“Dan kalian memberinya restu kan?” tanya Sooyoung lagi, kini kepalanya ia sandarkan dipundak ibunya. Menikmati belaian lembut ibunya seperti biasa.

“Apa pun jika itu bisa membuatmu bahagia akan kami berikan untukmu,” ucap tuan Choi dari seberang sofa menjawab pertanyaan putrinya.

Jawaban itu membuat Sooyoung tersenyum penuh kebahagiaan.

“Tidak terasa bayi kecilku ini akan segera menikah. Rumah ini pasti sepi tanpamu nanti, Soo,” kendati nyonya Choi berkata seperti itu, namun senyum diwajahnya tidak juga sirna.

Eomma, aku bukan bayi lagi,” rengek Sooyoung manja.

Aigoo, apa anak manja ini benar-benar bisa menjalani kehidupan rumah tangga nantinya?”

“Tentu saja aku bisa, Eomma.”

“Ya, kau saja belum bisa bangun tidur jika tidak dibangunkan oleh Eomma, Soo.”

“Ya, Unnie!”

“Kau tidak sopan Sooyoung-ah, menikah lebih dulu sebelum aku.”

“Ya! Unnie, suruh saja Yunho oppa untuk segera melamarmu juga.”

Suasana itu kemudian menjadi semakin hangat karena perseturuan kakak-beradik itu. Membuat kedua orangtua mereka tersenyum melihat tingkah kedua putrinya. Kedua putri yang sudah tumbuh menjadi wanita dewasa. Soojin yang memang lebih tua dari Sooyoung dengan segala kedewasaannya dan Sooyoung yang memang sikapnya lebih manja. Suasana seperti ini sepertinya akan selalu dirindukan oleh tuan dan nyonya Choi ketika nanti kedua putrinya tidak lagi tinggal dirumah ini.

Nyonya Choi memandang Sooyoung, putrinya yang selama ini ia katakan bayinya, akan segera menikah. Putri bungsunya yang sangat manja padanya. Putrinya yang selalu memberinya senyum setiap kali menatap wajahnya.

Aaah… sepertinya waktu sudah lama berlalu. Dulu mungkin dia pernah kecewa karena kelahiran Sooyoung meleset dari prediksi dokter. Waktu itu dokter mengatakan bahwa janin yang ada didalam kandungannya berjenis kelamin laki-laki. Tentu itu adalah kebahagiaan untuk dirinya dan suaminya, karena mereka akan memiliki sepasang anak. Laki-laki dan perempuan. Namun kenyataan saat yang lahir adalah perempuan lagi, dirinya sempat merasa kecewa.

Namun siapa sangka, seiring berjalannya waktu, rasa sayangnya terhadap putri bungsunya justru semakin besar. Putri kecilnya terus tumbuh menjadi gadis yang cantik seiring berjalannya waktu.Dan kini putrinya akan menikah dengan seorang pria yang sangat dicintainya. Putri kecilnya akan pergi dari sisinya dan memulai babak baru kehidupannya dengan pria yang telah memilih hatinya. Hari itu akan tiba, dan nyonya Choi akan selalu berdoa untuk kebahagiaan putri bungsunya itu.

 

***

 

“Bagaimana jika yang ini?” Kyuhyun menunjuk gaun pengantin berwarna putih gading kepada Sooyoung. Saat ini mereka tengah berada di butik pengantin milik Tiffany Hwang, salah satu desainer gaun pengantin terbaik di Korea. Mereka tengah mempersiapkan segalanya untuk pernikahan mereka empat bulan lagi.

“Aku tidak suka kerahnya, dan payet di sekitar dadanya juga aku tidak suka,” Kyuhyun menghela napasnya mendengar komentar Sooyoung. Mereka sudah menjelajah butik ini dari lantai satu sampai saat ini dilantai dua, namun dari semua koleksi gaun pengantin disini entah kenapa belum ada yang menarik perhatian Sooyoung. Padahal menurut Kyuhyun semua gaun ini sama saja, sama-sama cantik dan bagus, dan pasti akan lebih bagus lagi jika dipakai Sooyoung nantinya.

Sooyoung mengedarkan pandangannya meneliti setiap gaun yang terpajang disana. Dengan ditemani sang desainer ternama, terkadang sang desainer menunjuk gaun-gaun cantik yang menjadi unggulannya namun Sooyoung masih belum tertarik. Sementara Kyuhyun berjalan dibelakangnya tampak sudah sangat bosan.

“Ah! Bagaimana kalau yang itu saja?” Sooyoung mengerutkan dahinya menatap Tiffany yang tiba-tiba berteriak disampingnya.

“Eh?” Sooyoung hanya sempat terkaget sesaat saat tiba-tiba sang desainer menarik tangannya untuk masuk ke dalam suatu ruangan yang berada didalam butik itu.

“Kau tunggu disini saja,” ucap Tiffany saat Kyuhyun hendak memasuki ruangan itu juga.

Tiffany membuka lemari yang berada didalam ruangan itu, mengeluarkan sebuah gaun pengantin berwarna putih. Gaun panjang dengan detail yang tidak terlalu rumit dan banyak didalamnya. Hanya ada sedikit detail pada bagian dada. Dan dibagian bawah gaunnya terdapat tambahan tulle yang membuat gaun itu semakin cantik dan elegant. Sooyoung terpana menatap gaun itu.

“Ini salah satu masterpieceku,” ucap Tiffany seraya membawa gaun pengantin strapless itu kehadapan Sooyoung untuk memperlihatkannya lebih dekat. “Aku membuatnya selama enam bulan. Sedikit payet dibagian dadanya aku  buat sendiri dengan tanganku. Dulu aku pikir tidak akan ada yang cocok untuk memakai karyaku yang satu ini, karena aku membuat ukurannya berdasarkan ukuran seorang model,” Sooyoung mendengarkan penjelasan yang diberikan Tiffany, sementara matanya tidak lepas dari gaun yang ada dihadapannya kini.

“Ini gaun yang sangat cantik,” Tiffany tersenyum saat mendengar pujian yang diberikan oleh Sooyoung.

“Aku rasa gaun ini akan cocok untukmu. Cobalah.”

“Eh?” Sooyoung menatap Tiffany bingung.

“Wae?”

“Kau memberikan gaun ini untukku? Bukankah kau tadi mengatakan gaun ini adalah salah satu masterpiecemu?”

“Ya. Dan aku rasa gaun ini sudah menemukan pemiliknya. Coba kau pakai dulu. Bukankah kau menyukainya?”

Tiffany mendorong Sooyoung untuk masuk kedalam ruang ganti untuk mencoba gaun itu. Dengan dibantu oleh sang desainer sendiri, Sooyoung akhirnya berhasil mengenakan gaun itu.

Tiffany tersenyum puas saat melihat gaun pengantinnya melekat sempurna ditubuh Sooyoung. “Sangat pas. Cantik. Aku rasa kau memang berjodoh dengan gaun ini.”

“Tiffany-ssi apa kau yakin?” tanya Sooyoung sedikit tidak percaya diri.

“Hmm… kemarilah,” Tiffany mengajak Sooyoung untuk melihat pantulan dirinya didepan cermin tinggi yang terdapat diruangan itu. Sooyoung tersenyum kala melihat dirinya yang mengenakan gaun cantik itu. Seperti yang dikatakan Tiffany tadi, sangat  pas dan cantik.

“Bahan kain yang aku gunakan untuk gaun ini memang cukup berat. Aku menggunakan satin dengan kualitas tinggi. Tapi tetap halus bukan?”

Sooyoung mengangguk dan tersenyum. “Ini sangat halus di kulitku, dan aku merasa nyaman mengenakannya.”

“Aku berani jamin kekasihmu tidak akan mengalihkan pandangannya darimu saat dia melihatmu dalam balutan gaun ini,” ujar Tiffany spontan yang membuat wajah Sooyoung memerah karena malu.

“Ayo,” Tiffany menggandeng tangan Sooyoung menuju pintu ruangan itu.

 

*** 

 

Kyuhyun menatap bosan pada semua gaun-gaun indah yang terpajang indah didalam butik ini. Jika bukan karena Sooyoung yang memintanya untuk menemaninya kesini, namja ini pasti tidak akan mau menginjakkan kakinya ditempat seperti ini.

Pikiran namja itu kini terbang melayang kebeberapa hari sebelumnya. Saat dirinya beserta orangtuanya mendatangi rumah yeojachingu untuk melamar putri bungsu mereka lebih formal lagi.

Kyuhyun masih mengingat bagaimana ekspresi wajah para orangtua saat itu. Sangat terkejut dengan keberaniannya, namun juga sangat bahagia karena pada akhirnya kedua anak mereka akhirnya akan bersatu.

Para ayah sibuk membicarakan tanggal yang bagus untuk pernikahan putra-putri mereka, sedangkan para ibu ditambah Soojin sibuk membicarakan segala persiapan pernikahan.

Kyuhyun dan Sooyoung hanya bisa terdiam saat melihat betapa antusiasnya para orangtua dan ditambah Soojin untuk membahas pernikahan ini. Sooyoung sendiri masih terdiam sampai Kyuhyun mengajaknya untuk meninggalkan mereka yang berada diruangan tengah menuju taman belakang rumah gadis ini.

Sayup-sayup Kyuhyun dan Sooyoung dapat mendengar para ayah yang menentukan bulan Mei sebagai bulan untuk pernikahan mereka. Bulan baik, katanya.

“Kau menyesalinya?” tanya Kyuhyun saat mereka sudah berada ditaman belakang. Sooyoung mendudukkan dirinya dikursi kayu yang menghadap kolam renang.

“Aku tidak menyesalinya, Kyu.”

“Benarkah? Lalu kenapa dengan wajahmu?”

“Aku hanya sedikit gugup. Kau dengar tadi? Mereka menentukannya dibulan Mei. Menurutku itu terlalu cepat.”

Kyuhyun tersenyum melihat wajah Sooyoung yang sedikit gugup itu. Didekapnya yeoja itu dari belakang. Sementara tangannya melingkar dipinggang Sooyoung. Disandarkannya dagunya pada puncak kepala Sooyoung. “Tidak ada yang terlalu cepat Sooyoung-ah, bagiku itu bahkan terlalu lama. Kalau bisa, aku ingin menikahimu malam ini juga,” mendengar penuturan Kyuhyun dengan lembut seperti itu membuat Sooyoung memerah seketika. Penerangan lampu taman yang redup dan ditambah posisinya yang membelakangi Kyuhyun saat ini benar-benar sangat menguntungkan dirinya, karena dengan begitu Kyuhyun tidak akan melihat wajahnya yang tengah bersemu kali ini.

“Mereka akan mengurus segalanya. Kau tidak perlu pusing memikirkannya.”

“Hmm… tapi aku ingin mengurus sendiri untuk gaun pengantin dan buket bungaku,” ujar  Sooyoung kemudian.

“Dan aku akan membantumu my princess,” ucap Kyuhyun penuh keyakinan.

. . .

Kyuhyun tidak bermaksud untuk berbohong. Dia serius dengan ucapannya saat itu.  Namja itu memang ingin membantu Sooyoung untuk menyiapkan gaun dan buket bunganya. Namun ia tidak tahu jika ternyata ia juga harus berada dan terjebak disebuah butik yang dikelilingi oleh berbagai jenis dan bentuk  gaun pengantin itu seorang diri. Ya, seorang diri. Karena sejak Sooyoung memasuki ruangan yang berada dilantai dua ini, yeoja itu belum keluar juga. Sekilas diliriknya arloji yang berada ditangan kirinya. Sudah tiga puluh menit lewat begitu saja.

“Aku rasa kau pasti sudah sangat bosan berada di sini Kyuhyun-ssi,” Kyuhyun membalikkan badannya saat mendengar seseorang berbicara dengannya.

Pria itu tersenyum sekilas saat melihat Tiffany berada didepannya. Namun dirinya tidak menemukan Sooyoung.

“Aku minta maaf karena sudah membuatmu menunggu lama. Silahkan masuk kalau begitu.”

Kyuhyun terpana saat melihat seseorang yang berada didalam ruangan itu ketika Tiffany membuka pintunya perlahan. Wajah bosannya kini lenyap sudah digantikan dengan wajah takjub. Dan untuk pertama kalinya Kyuhyun tidak dapat berkata apa-apa. Sooyoung benar-benar cantik dalam balutan gaun strapless berenda itu. Bahu dan lengannya terekspos memperlihatkan kulit putihnya yang mulus. Sementara gaun itu benar-benar menunjukkan lekuk tubuh Sooyoung.

Bukan sekali ini Kyuhyun melihat Sooyoung mengenakan sebuah gaun. Gadis itu adalah seorang pecinta fashion, dan ya, dia sangat paham pakaian apa yang akan terlihat cantik jika dikenakannya. Jadi melihat Sooyoung dalam balutan baju-baju cantik nan indah adalah hal yang sangat biasa bagi seorang Cho Kyuhyun. Namun kali ini berbeda. Sooyoung yang berada didalam balutan gaun pengantinnya benar-benar mengunci mata Kyuhyun. Namja itu tidak dapat mengalihkan tatapannya dari yeoja dihadapannya ini.

Kyuhyun tersenyum. Tangannya menggenggam tangan kanan Sooyoung lembut, kemudian dengan tatapan yang terus menatap manik mata Sooyoung, Kyuhyun mencium singkat punggung tangan Sooyoung. “Kau cantik,” bisiknya yang membuat Sooyoung bersemu merah sementara Tiffany dan beberapa pegawainya yang melihat kemesraan sepasang sejoli itu hanya tersenyum dan menggigit bibir mereka.

 

*** 

 

“Selamat datang di toko kami, ada yang bisa saya bantu?” tanya seorang pria saat Sooyoung dan Kyuhyun melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko yang dipenuhi hamparan bunga.

Kyuhyun memicingkan matanya saat melihat pria yang sepertinya pegawai toko bunga itu tersenyum kepada Sooyoung.

“Kami sedang mencari untuk buket bunga pernikahan,” jawab Kyuhyun menatap tajam pria itu.

“Ooh baiklah. Apa ada bunga yang sudah anda pilih?” tanya pria itu lagi-lagi kepada Sooyoung. Sepertinya pria itu tidak mengacuhkan Kyuhyun yang saat ini sedang menatapnya tajam. Bahkan rahangnya pun sudah mengeras. Sementara Sooyoung yang tidak memperhatikan raut wajah kekasihnya itu malah sibuk memperhatikan bunga-bunga indah yang terdapat di dalam toko itu.

“Aku belum tahu mau bunga apa yang akan aku pakai. Kau bisa membantuku?” tanya Sooyoung kepada pria itu. Ya, Sooyoung memang belum tahu dia akan menggunakan bunga apa untuk buket bunga pengantinnya.

“Mawar saja,” Kyuhyun memberi saran. Tidak salah bukan? Mawar adalah bunga yang sering digunakan didalam pernikahan. Jadi apa salahnya jika ia memberi saran itu? Semakin cepat mereka menemukan bunga yang akan dipilih untuk rangkaian buket pengantin, maka akan semakin cepat mereka keluar dari toko bunga ini.

“Mawar terlalu biasa.”

“Ya. Aku juga setuju dengannya. Mawar terlalu biasa, Kyu,” Kyuhyun mendelik saat Sooyoung lebih setuju dengan pria pegawai toko itu dibanding dirinya.

“Aku sarankan untuk menggunakan lily saja,” Sooyoung mengikuti pria itu yang berjalan menuju sudut toko bunga itu, dan memberikan setangkai bunga lily putih kepada Sooyoung.

“Calla lily. Satu dari empat bunga terindah di dunia. Memiliki makna kesucian, kesederhanaan dan kecantikan yang luar biasa. Kurasa bunga ini sangat cocok untuk mewakili dirimu nona,” Sooyoung terpana akan pengetahuan pria dihadapannya ini tentang bahasa bunga. Sementara Kyuhyun mendengus mendengar penjelasan pria itu.

“Dan makna terdalam dari bunga itu adalah ―Kau menyempurnakan hidupku ― sangat cocok untuk dipakai sebagai buket bunga pernikahan,” ujar seorang wanita cantik berambut pirang yang berjalan melangkah kearah mereka bertiga.

“Aah Jessica, kau sudah selesai dengan rangkaian tulip-tulip itu?” tanya pria itu dengan senyum yang terus terpampang diwajah tampannya. Senyumnya sangat tulus dan murni.

“Hmm… apa yang sedang kau lakukan Donghae oppa?  Kuharap kau tidak menggangu atau merayu pelangganku,” kata wanita pirang itu menatap jengkel ke arah pria tampan dengan senyum polos itu.

Aniya, aku justru membantu pekerjaanmu, chagi,” jawab pria itu merangkul pinggang wanita itu. Sooyoung tersenyum melihat kemesraan mereka.

“Jadi bunga apa yang akan kalian pilih untuk buket bunga pengantin kalian?” tanya Jessica kepada Sooyoung dan Kyuhyun.

“Kau mau yang mana, Kyu?” tanya Sooyoung menatap Kyuhyun.

Kyuhyun mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan Sooyoung. Mengapa harus bertanya lagi? Tapi pada akhirnya Kyuhyun pun menjawabnya.

“Calla lily saja. Bunga itu sederhana tapi terlihat anggun dan elegan. Akan cocok dengan gaunmu nanti.” Kyuhyun berbohong. Jelas bukan karena itu ia akhirnya menjatuhkan pilihannya pada bunga bakung itu. Indah? Tentu saja bunga itu sangat indah. Tapi makna dan arti dari bunga itu jauh lebih indah dan berharga baginya.

Sooyoung tersenyum mendengarnya. “Baiklah, Calla lily untuk buket pengantinku.”

“Tapi Calla lily hanya akan ditemui pada musim semi dan musim panas saja. Itulah satu-satunya kekurangan dari bunga ini. Tidak dapat ditemui disemua musim. Boleh kami tahu kapan pernikahan kalian?” tanya Jessica lagi setelah mendengar pilihan Sooyoung.

“Kami menikah bulan Mei. Aku rasa kalian tidak akan kesulitan untuk mendapatkan bunga itu,” ujar Kyuhyun.

Jessica dan Donghae tersenyum mendengarnya. “Tentu. Mei adalah bulan yang menggambarkan bunga lily. Masih dalam musim semi. Kalian akan mendapatkan yang terbaik.”

 

***

 

Pagi itu ada yang sedikit berbeda dengan  suasana di gereja yang terletak di pinggiran kota Seoul itu. Di sebuah gereja tua namun tidak memudarkan pesona cantik dan karismatiknya. Gereja yang biasanya sepi di hari sabtu pagi itu kini terlihat ramai. Gereja tempat Kyuhyun melamar Sooyoung beberapa saat yang lalu, kini dipenuhi oleh rangkaian bunga seperti mawar putih, lily of the valley, anggrek, lilac dan tulip, terlihat disepanjang koridor utama gereja menuju altar.

Di depan altar bunga-bunga itu juga terlihat dalam rangkaian yang lebih besar. Warna putih yang mendominasi bunga dan dekorasinya memberikan kesan suci dan bersih. Wangi bunga juga lilin yang terbakar tercium dari dalam gereja itu.

Ada orang bijak mengatakan bahwa tidak hanya dengan mulut kita bisa berkata. Namun ada banyak cara untuk mengungkapkan perasaan selain berkata-kata. Bunga adalah salah satu cara itu. Seperti mawar putih yang melambangkan kemurnian dan kerendahan hati. Anggrek, cinta dan kecantikan. Lily of the valley yang menggambarkan cinta yang diwarnai kerendahan hati. Lilac yang menyatakan cinta pertama, dan tulip yang berarti cinta sejati.

Dan dengan ditemani oleh semua bunga itulah kini Kyuhyun tengah berdiri di depan altar, menatap Sooyoung yang tengah berjalan didampingi tuan Cho dan lima orang gadis kecil yang berpakaian gaun putih seperti malaikat kecil dengan rangkaian mahkota bunga diatas kepala mereka. Cantik. Tapi mata Kyuhyun hanya menangkap seorang  wanita yang begitu dipujanya. Seseorang yang merupakan cinta pertamanya dan ia yakin sekarang bahwa seseorang itulah yang akan menjadi cinta sejatinya.

Semua mata para undangan yang hadir didalam gereja menatap kagum pada sang mempelai wanita. Dengan balutan gaun straplees putih panjangnya dan tiara serta kerudung tipis putih, Sooyoung terlihat sangat cantik. Wajahnya yang dirias dengan tidak terlalu mencolok tidak mengurangi kesan cantiknya, sebaliknya Kyuhyun justru sangat menyukainya. Terkesan alami dan memancarkan aura gadis itu. Dan tanpa sadar senyum itu tergambar diwajah tampannya. Dan raut wajah yang penuh kekaguman itu terus menatap kearah calon mempelainya.

Alunan denting piano yang mengalun menemani langkah demi langkah gadis itu menuju pelataran altar. Wajahnya dipenuhi oleh senyum kala melihat pria yang dicintainya mengulurkan tangan memintanya untuk menyambutnya dan memulai upacara sakral ini. Sooyoung menyambut uluran tangan Kyuhyun dan bersama mereka menuju altar. Berdiri menghadap pendeta yang berada di hadapan mereka.

Pemberkatan pernikahan itu berjalan dengan penuh hikmat. Suasana terasa hening dan syahdu. Kyuhyun dan Sooyoung mengikutinya dengan sangat serius dan bahagia tahap demi tahap pemberkatan. Sampai mereka tiba ditahap inti pemberkatan.

Pendeta menatap Kyuhyun, mengucapkan janji yang akan dijawab Kyuhyun nantinya. “Saudara Cho Kyuhyun, bersediakah anda di hadapan Tuhan dan seluruh jemaat di gereja ini, berjanji untuk mencintai dan menghargai, baik dalam keadaan sehat maupun sakit, didalam susah maupun senang, wanita yang sekarang berada disebelah kanan anda? Bersediakah anda mencintainya dan menjadi tempat bergantung baginya dan hanya dirinya sampai maut memisahkan. Bersediakah anda?”

Kyuhyun tersenyum. Matanya menatap yeoja yang berada tepat disamping kanannya. Menggenggam tangan yeoja itu semakin erat. Kemudian kembali menatap pendeta. “Ya, saya bersedia,” ucapnya penuh kesungguhan.

Pendeta kini beralih menatap Sooyoung yang berada di sebelah kanan Kyuhyun. “Saudari Choi Sooyoung, bersediakah anda di hadapan Tuhan dan seluruh jemaat di gereja ini, berjanji untuk mencintai dan menghargai, baik dalam keadaan sehat maupun sakit, didalam susah maupun senang, pria yang sekarang berada disebelah kiri anda? Bersediakah anda menjadi istri yang baik dan menjadi tempat bergantung baginya dan hanya dirinya sampai maut memisahkan. Bersediakah anda?”

Sooyoung menatap Kyuhyun dan tersenyum. “Saya bersedia,” ucapnya lembut.

“Sekarang kalian bisa mengenakan cincin yang menjadi simbol pengikatan kalian,” ucap sang pendeta.

Dengan senyum yang terus terkembang diwajahnya Kyuhyun memasangkan cincin putih yang berinisialkan nama mereka di jari manis Sooyoung. Sooyoung tersenyum melihat cincin itu kini sudah melingkar sempurna di jarinya. Dan kemudian Sooyoung juga mengambil cincin putih yang satunya. Cincin yang lebih besar dan berinisialkan nama mereka kini ia pasangkan di jari manis Kyuhyun. Keduanya tersenyum penuh kasih dan kebahagiaan.

“Kini kalian telah resmi menjadi sepasang suami istri dihadapan Tuhan dan gereja. Apa yang telah disatukan oleh Tuhan tidak akan ada yang dapat memisahkan kecuali kematian. Cho Kyuhyun silakan mencium mempelaimu.”

Dengan seluruh mata yang menatap penuh kebahagiaan kepada mereka, Kyuhyun menggenggam tangan Sooyoung, mengeliminasi jarak yang memisahkan mereka. Wajahnya menunduk perlahan dan Sooyoung memejamkan matanya saat jarak diantara mereka semakin menipis. Bibir keduanya kini saling bersentuhan. Kyuhyun mengecup lembut bibir yeoja yang kini sudah resmi menjadi istrinya. Hanya kecupan lembut dan singkat, namun sarat akan cinta, ketulusan dan kebahagiaan. Kyuhyun menatap dalam mata Sooyoung. Begitu terbuai akan pesona seseorang yang sangat dicintainya.

Riuh tepuk tangan yang yang menggema dari dalam gereja itu membuat Kyuhyun kembali tersadar dari rasa kekagumannya. Dilihatnya eomma, appa, serta sahabat-sahabatnya berdiri memberi mereka tepukan meriah. Suasana hening nan syahdu  kini telah berubah menjadi penuh kebahagiaan dan sukacita. Eommanya dan eomma Sooyoung bahkan sudah menitikkan air mata bahagia mereka. Sooyoung sendiri mati-matian menahan agar air matanya tidak jatuh. Air mata kebahagian, tentu saja.

Kyuhyun dan Sooyoung melangkahkan kaki mereka menuju tempat orang tua serta sanak saudara mereka berkumpul. Memberikan pelukan dan ucapan selamat. Juga dengan teman dan kerabat lainnya.

“Kyu! Aku tidak percaya kau sekarang sudah menjadi seorang suami. Chukkae brother, bahagiakan istrimu,” ucap Eunhyuk memeluk sahabatnya itu.

“Gomawo, hyung. Aku pasti akan membahagiakannya,” ucap Kyuhyun penuh keyakinan, matanya menatap ke arah Sooyoung yang tengah dikelilingi sahabat-sahabat wanitanya.

“Kau beruntung mendapatkannya, Kyu,” ucap Sungmin penuh kekaguman. “Dia sangat cantik dan baik.”

“Tentu saja, aku rasa aku adalah pria paling beruntung di dunia ini, Hyung, karena akulah yang akhirnya memilikinya,ucap Kyuhyun penuh kebahagiaan.

“Hei, brother,” seseorang menepuk pundak Kyuhyun dari belakang. Kyuhyun menengok ke belakang dan mendapati Siwon tengah tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Kyuhyun, yang secara reflek disambut Kyuhyun. “Selamat atas pernikahan kalian. Kau harus membahagiakan sepupuku yang paling manja dan cerewet itu. Kalau aku sampai mendengarnya sedih karenamu aku akan ―”

“― aku akan membuatmu menyesal karena telah mengenalku dan Siwonnie,” ucap namja lain yang menghampiri mereka.

“Yunho, hyung!

Namja yang dipanggil Yunho oleh Kyuhyun itu tersenyum melihatnya. “Selamat Kyu. Aku turut berbahagia atas pernikahan kalian,” ucapnya tulus. “Tapi aku tidak main-main dengan ucapanku barusan. Aku sudah menganggap Sooyoung seperti adikku sendiri. Jadi kalau kau menyakitinya, aku akan membutamu menyesal karena telah mengenalku.”

“Arraeso, Hyung.” Siwon dan Yunho tersenyum puas mendengar jawaban dari Kyuhyun.

“Aku rasa sekarang saatnya untuk acara pelemparan buket pengantin! Ayo Sooyoung-ah!” seruan seorang gadis yang berada disamping Sooyoung membuat Kyuhyun dan para pria disana mengalihkan perhatian mereka. Mereka melihat para gadis kini begitu antusias dengan ucapan gadis tadi.

Sooyoung tersenyum geli melihat para sahabatnya dan beberapa anak gadis dari kerabat ayah dan ayah Kyuhyun berebut berdiri tidak jauh dari hadapannya. Mereka berdiri untuk memperebutkan buket bunga pengantin yang sedari tadi digenggamnya. Ritual yang paling disukai dan dinanti-nanti oleh setiap gadis yang menghadiri acara pernikahan. Mitosnya berkata, gadis yang mendapatkan buket pengantin yang dilempar oleh sang pengantin wanita akan segera menyusul si pengantin untuk menikah. Hanya mitos memang, namun para gadis selalu menyukai bagian ini dan tidak pernah melewatkannya. Terlepas dari benar atau tidaknya mitos itu.

Sooyoung yang masih berada di atas tangga di depan gereja kini membalikkan badannya memunggungi para gadis yang berkerumun tidak jauh dibawahnya. Gadis-gadis dibawah sana memberikan aba-aba secara bersamaan. Tangannya mengayun ke belakang. Buket bunga itu melayang diudara, melesat secepat kedipan mata menuju kerumunan para gadis yang menantinya penuh harap dan―jatuh di dalam genggaman seseorang.

Gadis-gadis lain bersorak dan memberi tepuk tangan, dan secara perlahan memberi ruang yang lebih luas kepada gadis yang beruntung itu. Menjadikannya pusat perhatian ditengah-tengah lingkaran yang mereka bentuk.

Sooyoung membalikkan badannya untuk melihat siapa gadis yang mendapatkan buket bunganya. Dan kemudian dia terperanjat senang saat mengetahui siapa gadis beruntung itu.

Sooyoung berjalan menuju gadis yang berada dipusat lingkaran itu dan memeluknya erat. “Chukkae unnie! Kau mendapatkannya. Kau akan segera menyusulku menikah” seru Sooyoung kepada Soojin yang memegang buket lily yang dilemparnya tadi.

“Ini bukan apa-apa Sooyoung-ah. Ini hanya mitos,” ucap Soojin malu-malu.

Namun Sooyoung tidak menghiraukan ucapan Soojin itu, gadis itu malah mengedarkan pandangannya mencari-cari seseorang. Dan saat matanya menemukan orang itu, Sooyoung berteriak kepadanya. “Yunho oppa, kapan kau akan melamar unnie ku? Kau harus cepat sebelum unnie ku diambil orang lain,” serunya kepada namja yang berdiri disamping Kyuhyun itu.

Seruannya itu seketika membuat suasana kembali bertambah ramai. Soojin menggamit tangan Sooyoung dan menundukkan wajahnya. Kesal. Ia sangat kesal dan malu dengan kelakuan dongsaengnya itu. Kini para gadis disekitar mereka menggodanya habis-habisan. Sementara Sooyoung hanya terkekeh melihat wajah unnienya sudah semerah kepiting rebus.

Melihat Soojin yang menunduk seperti itu membuat Yunho tidak tega. Dihampirinya gadis yang sudah enam bulan berdiri di sisinya. Menggenggam tangan Soojin erat dan membuat suasana yang sudah ramai menjadi semakin ramai lagi melihat pasangan itu.

Sooyoung menolehkan kepalanya saat seseorang merangkul pinggangnya. Senyum diwajahnya semakin berkembang saat melihat Kyuhyun ada di sisinya kini. Menatap Soojin dan Yunho yang kini sedang di goda oleh orang-orang.

Dengan wajah penuh senyum Kyuhyun mengalihkan pandangannya kepada yeojanya, Menatapnya penuh arti. Sooyoung membalas tatapan Kyuhyun. Wajah Kyuhyun semakin mendekat dengan wajah wanitanya. Tidak dihiraukannya orang-orang yang kini memperhatikan mereka. Dengan penuh kasih dan cinta dikecupnya bibir Sooyoung. Saat ini ia akan memulai babak baru lagi dalam hidupnya bersama wanita yang telah dipilihkan Tuhan untuknya. Merajut cinta yang lebih dalam dan kokoh. Bersama mereka akan mengarungi bahtera rumah tangga. Hingga kematianlah yang akan memisahkan mereka.

                                                                              

 

―FIN―

a/n : Selesaaaaiiiii!! Fiuuh akhirnya Sekuel ini selesai juga. Panjang kan? Hehee Saya minta maaf kalau sekuel ‘Destiny’ ini lama banget updatenya, karena saya beberapa kali mengganti ceritanya dan saya menulis fanfic lain yang berbeda dari ‘Destiny’ dan sekuelnya, maafkan saya… karena saya juga menderita Writers Block yang cukup lama kemarin.

Sejujurnya saya kurang PD untuk mempublish ff ini. Tapi karena banyak yang minta sekuel akhirnya saya putuskan untuk segera mempublishnya setelah selesai.

Saya rasa tulisan saya ini mengalami kemunduran parah daripada Destiny kemarin, tapi saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Maaf jika kalian merasa ada plot kosong yang besar didalam ff ini. Saya juga sudah mengedit ff ini tapi saya juga minta maaf jika masih ada typos yang bertebaran.

Saya juga minta maaf jika ada bagian-bagian di dalam ff ini yang kurang berkenan pada chingudeul semua. Maaf juga kalau endingnya tidak sesuai dengan harapan kalian.

Jujur saya kaget saat mengecek wp ini, ternyata setiap hari ada aja yang ngunjungin. Entah baca atau Cuma sekedar mengecek aja, tapi review gak nambah-nambah. Hahahaa…

Well, for you Knight, read and review please ^^ Komentar, masukan,  kritik dan saran sangat saya harapkan dari kalian semua. Terimakasih untuk semua Knight yang sudah membaca Destiny dan meninggalkan jejaknya. Komentar kalian sangat berharga untuk saya.

Salam,

Quinsha. R~

46 Comments

Filed under Fiction

46 responses to “THE DESTINY : Our Live Begin

  1. Ranran

    so sweet..
    suka buanget.
    tulisan mu bgus n alurnya jg g keceptan

    semangat wat ff” kyuyoung yg lain
    gomawo

  2. ommo daebak chingu keren pkoknya. jalan ceritanya jelas bngt

    dtnggu ff kyuyoung lainnya y

  3. 규 영shipper

    Ff nya bner” daebak
    Keren bnget kata”nya
    Kyu oppa romantis abis deh
    Smoga aja kyu sma syoo yg real cpet nikah deh
    Ditunggu ff kyuyoung yg lain ^^

  4. dindadey

    sweet… kisah cinta mereka dr mereka balikan sampe akhirnya nikah. jd ngebayangin gmn cantiknya soo dgn gaunnya.
    gak terlalun kecepatan jg alurnya. udh cukup pas 😉

  5. Suka banget deh sama tulisannya, kesannya ngga terburu buru terus pendeskripsian yang mudah dimengerti pembaca,jadi lebih mudah membayangkannya . Good job banget deh 🙂
    Ada sequel nya lg kah? Dikehidupan babak baru mereka hehe? Hope it ditunggu karya karya lainnya 🙂

  6. Febryza

    Yap puas sama sequelnya.. Jadi walaupun sequelnya munculnya lama tapi worth it kok

  7. meirossa

    Wew, daebak..
    As ?

  8. Mesty Cantika

    Aku suka min. aku suka oneshoot yg panjang, dri pada pendek:) min ini ada sequelnya lagi gak?

  9. Niaa

    Aku suka ceritanya, bikin sequelnya lg dong

  10. Darla Celina

    daebakk ^^

  11. Keren thor, kenapa gak di masukin ke KSI aja?

  12. Choi_Reni407

    Aku suka cara penulisan nyaa.. Teratur, mudah dipahami dan enak diliat..
    Buat kyuyoung chukkaeyo ..
    Author jjang^^

  13. Ah,manis..aku suka!!next part dong chingu..buat sookyu punya anak..johae!daebak!keep write

  14. nazha

    Happy ending 🙂

  15. Pingback: The Destiny : Life Like Colours of the Rainbow | something about ...

  16. dewayu_규영 YC 성민 오빠

    chukhae ne oppa ma eonni 🙂
    aku hrap smua ini nyata 🙂

  17. Eun sung kyu

    Daebakk!ff paling romantis yang pernah kubaca..jadi ngebayangin kalo aku jadi soo eonni pasti aku bakal ngerasa jadi orang yang paling beruntung di dunia

  18. Pingback: [Link FF] The Destiny | Kyuyoung Shipper Indo

  19. echaknight_sooyoungster

    Sumpah kren bget nie crta.. Daebakkk abiizz

  20. So sweet banget sihh kyu ngelamar sooyoung…..

  21. Sistasookyu

    Akhirnya kyuyoung married juga! 🙂
    smoga makin bahagia aja mereka

  22. akhir.a mereka menikah dan crt.a happy ending . . .
    pengen tau kelanjutan.a + waktu mereka punya anak . . .
    bikin crt.a lagi eonni . .
    🙂

  23. Wahhh
    Bagusnya
    Keren2
    Daebakk
    Bagus banget

  24. Rychell

    cie kyu oppa cemburu XD

  25. yeni swisty

    omo omo omo so sweet bgt 😦

  26. HipomuTzs

    So sweet…..
    di tunggu ff yg lainnya…

  27. viviwahyuivan

    Wah romantisnya! Q gk bisa bayangkan bila q jd sooyoung.

  28. bagus tauuuu…romantis n so sweet banget mereka
    daebak

  29. dania

    Bagusss ko eunn,aku baru liat ini sequelnya hihi romantisssss,ditunggu ya eun ff kyuypung yang lain deabakk!fighting 🙂

  30. rifqoh wafiyyah

    Sweet bangettt….:)
    Kyu’a jga romantis bngett daebak…!!

  31. imel

    huuaahhhh so sweettt ^^

  32. elvi

    daebak…
    so sweet…
    akhirnya mereka bersatu jg..

  33. nadigoo

    akhirnya kyuyoung nikah juga hihi

  34. Rizky NOviri

    bagus bagus 🙂

  35. azhar_dhilah

    wah daebakk bgt thor… lanjut ya kalo ada sequelnya lagi….

  36. shintaknight

    fyuuuuuuhh sukaaaa seneennggg bgt bacanyaa,fellnya berasaa bgt jadi sering senyum pas bacanyaa,YaTuhan semoga ini jadi kenyataan ^^

  37. Kyaaaaa!!! Mereka menikah.
    Selamat yah \^-^/
    Hahaha~ aku turut berbahagia :’)

  38. This is really interesting, You are a very skilled blogger.
    I’ve joined your rss feed and look forward to seeking more of your wonderful post.
    Also, I have shared your website in my social
    networks!

  39. HipomuTzs

    So sweet….
    Di tunggu ff yg lainnya….

  40. safitri agustina

    ciyee kyuyoung nikah
    di tunggu kabar baik nya dan cepet yaa publish ke media trus sebar undangan dengan judul (?)
    The Wedding of Prince Evil and Princess Evil Kyuhyun dan Sooyoung *amiiiiiin kkk

  41. ayumi

    Kisah romantis

  42. Ah bahagianyaaa..
    Seandainya ini beneran ㅠ-ㅠ

Leave a reply to nadigoo Cancel reply